Jumat, 03 Desember 2010

Part One - Firefly

Dear you,
Aku tiba-tiba saja teringat akan salah satu pengalamanku yang paling berkesan. Maukah kau mengetahuinya?

Hari Kamis, 11 November 2010... 
Hari itu, aku bersama teman-teman OSIS ku sedang mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) bagi calon pengurus OSIS yang baru. Sebagai senior (pengurus kelas XII), kami didaulat menjadi panitia pelaksana LDK. 

Di LDK, terdapat serangkaian acara turun-temurun, yang dari dulu selalu ada. Salah satunya adalah jurit malam. Kau tahu kan? Yah, seperti ajang pembuktian keberanian lah. Kata kepala sekolahku, jurit malam adalah acara jalan-jalan tengah malam. Kalau kata kakak-kakak senior, jurit malam adalah acara dimana kita bisa menakut-nakuti adik-adik kita.

Sebagian besar dari kakak-kakak senior mendapat mandat untuk menjaga jalannya jurit malam di rute yang sudah ditetapkan. Ada yang menempati pos bayangan, pos clue, dan pos absen. Saat itu aku ditempatkan di pos absen, bersama seorang rekan se-OSIS ku. 

Pos absen tempatku mengawasi JM (jurit malam), adalah sebuah gubuk, yang sepertinya digunakan masyarakat di daerah sana untuk bekerja. Gubuk itu berada di dekat sungai. Udara malam itu sangat dingin dan kami dituntut untuk selalu siap mengabsen dan mengarahkan adik-adik pada rute yang benar.

Aku dan temanku yang menjaga pos absen, bercerita tentang banyak hal untuk menghilangkan kebosanan dan memecahan keheningan. Rencana studi kemana, mengambil jurusan apa, sampai ke masalah percintaan. 

Ketika kami kehabisan bahan pembicaraan, temanku melihat sebuah cahaya kecil berpendar di dekat tempat kami berjaga. 
He   :  "Wii, ada kunang-kunang.."
Me    :  "Mana, mana?"
He    :  "Itu, disana.."
Me    :  "Wah, iyaa.. Aku belum tahu lo gimana bentuknya kunang-kunang.."
He    :  "Tunggu disini sebentar, akan kucoba untuk menangkapnya.."

Dia mencoba untuk mengejar kunang-kunang itu, tapi tidak bisa karena jalannya yang curam langsung menuju sungai. Tak lama kemudian, kami melanjutkan pembicaraan kami. 
Kemudian..
He   :  "Nih.."
Me   :  "Apa?"
He   :  "Kunang-kunangnya.. Tanganmu??"

Aku membuka telapak tanganku dan dia menaruh seekor kunang-kunang itu di telapak tanganku. Karena suasana sangat gelap, aku bisa melihat cahaya kunang-kunang itu sangat jelas. Karena aku penasaran, bagaimana sebenarnya bentuk kunang-kunang itu, aku mengeluarkan senterku dan menyinari telapak tanganku. Ternyata kunang-kunang itu hanya seperti seekor semut terbang. Bedanya, dia bisa mengeluarkan cahaya sendiri dari dalam tubuhnya.

Untuk pertama kalinya, aku melihat dan memegang langsung kunang-kunang. Sebelumnya, aku pernah mendengar kata "kunang-kunang" tapi hanya melihatnya di sebuah film animasi. Tapi sekarang, aku tahu seperti apa kunang-kunang dan melihatnya berpendar di tengah gelapnya malam..

Special thanks to Ray Asaf for give me a chance to see closer how the fireflies is..
Without you, may be until now, I would never know the beauty of fireflies..
Thanks a lot, friend...

With love,

 -   Me  -  

0 komentar:

Posting Komentar